Rabu, 02 November 2011

Bagaimana Calistung Untuk Anak Usia Dini?

     

Dalam peraturan pendidikan di Negara manapun mengatakan bahwa pembelajaran baca, tulis, dan berhitung (calistung) adalah di usia sekolah dasar, jelasnya dimulai umur enam tahun. Ee… di Negara kita Endonesia justru pergerakan pendidikan non pemerintah sedang berlomba mengajarkan calistung di TK bahkan plegrup. Suatu kali seorang ibu menunjukkan padaku buku anaknya yang TK. Dalam buku itu si anak menulis nulis kalimat-kalimat dalam bahasa Inggris, dan membuat hitungan penambahan sampai tiga digit yang jalannya ditambah ke bawah. He? Mataku membelalak. Ibunya bilang, tapi dia bisa.
Banyak testemoni (terutama dari yang punya sekolah) mengatakan begini saat terjadi debat: “Anak TK boleh saja diberi pelajaran calistung, asalkan tidak memaksa dan fun”.
“Lebih cepat lebih baik”. “Anak-anak bisa kok”. Bahkan sering ada iklan CD ROM pelajaran bahasa Inggris untuk anak-anak yang mengatakan katanya: sudah ada bukti ilmiah bahwa anak-anak lebih mudah mempelajari bahasa asing daripada orang dewasa. Jadi digempurlah anak-anak dengan bahasa asing (ini namanya menyalahgunakan dan mengatasnamakan penelitian).
Anak-anak bisa membaca, menulis, dan berhitung di usia yang begitu dini? Bahkan banyak orang tua yang saling berbagi mengajarkan bayi membaca dengan menggunakan flash card dan dot matriks. Katanya mumpung usia emas, nanti di usia 3 tahun otak selesai pertumbuhannya kalau gak dipakai sel otaknya mati. Malah ada seseorang yang beragumen bahwa otak anak sangat plastis bisa diisi tak terbatas.
Alasan mengajarkan calistung di usia balita, katanya supaya siap di kelas satu SD. Kesiapan pembelajaran itu bukan karena sudah bisa calistung buat di kelas satu SD, tapi kematangan anak dalam menerima pembelajaran (school readiness).
Prasyarat berketrampilan belajaran adalah jika anak matang dalam:
1. Perkembangan bahasa dan bicara
Support anak kita dalam berkemampuan berbahasa dalam bentuk:
- pengucapan yang jelas
- bertanya dan menjawab pertanyaan
- mampu dengan baik mendengarkan orang lain berbicara
- mengerti dan memahami perintah
- bisa menunjukkan bahwa ia mencintai buku bacaan (bukan membacanya)
- memahami bahwa setiap huruf dan kata mempunyai arti bunyian
- mampu mengenali alphabet dan angka
- dapat menggambar dan mencoba menulis dengan cara mengkopi huruf2 (bukan menuliskan kalimat2)
2. Perkembangan kemampuan matematika
Support anak kita agar ia kelak mampu menempuh pelajaran matematika
- memisahkan berbagai benda (bentuk, warna, tekstur)
- menggunakan kata-kata untuk menunjukkan benda-benda tertentu dan apa kegunaannya
- dapat mengidentifikasi dan mengkopi pola-pola sederhana
- menggunakan kata-kata untuk menjelaskan posisi (atas, bawah, depan, belakang) dan urutan (pertama, kedua, selanjutnya)
- menghitung objek
- menggunakan kata-kata untuk berkomunikasi dan memahami angka dan hubungan (lebih banyak, lebih sedikit, sama banyak, lebih besar, lebih kecil)
3. Perkembangan fisik
- ajari ia agar mempunyai kordinasi motorik kasar yang baik melalui kegiatan berlari, loncat, memanjat, keseimbang, menangkap dan melempar bola, dan seterusnya.
- Perkembangan motorik halus terutama kelenturan pergelangan tangan, kordinasi jari-jari dan kordinasi mata-tangan agar ia bisa menulis dengan baik dengan cara: pasang-buka kancing, menalikan tali sepatu, menggunting, menggambar, menempel-nempel, menusuk-nusuk, meronce, dan seterusnya
- Senantiasa menjaga kebersihan badan dan berpakaian rapih (mandi, gosok gigi)
- Selalu awas terhadap hal hal yang dapat membahayakan
4.Berkemampuan sains
Bukan berarti lalu diajarkan ilmu-ilmu atau sains seperti fisika, biologi dlsb, tetapi dalam hal ini adalah:
- Ajak agar ia tertarik pada lingkungan alam
- Mempunyai kebiasaan bertanya
- Membuat prediksi (memperkirakan hal-hal apa yang dapat terjadi)
- Memanfaatkan panca indera untuk mendapatkan informasi (data)
- Mengumpulkan informasi dan membicarakannya
- Melihat apa perbedaan dan persamaan dari informasi yang dikumpulkan
- Menjelaskan dengan bahasa bicara mengapa sesuatu dapat terjadi
5. Kepekaan sosial
- Jelaskan pada anak kita bagaimana manusia hidup, masa lalu, masa kini, dan di belahan dunia lain
- Cerita-cerita tentang berbagai budaya dan kebiasaan manusia dari beragam kelompok
- Ceritakan bagaimana manusia hidup dan memecahkan masalah hidup, kebiasaan mencari makan (industri, pertanian, pekerja), dan bagaimana manusia dapat hidup bersama-sama dalam suatu kelompok
- Bercerita tentang keluarga, famili, tetangga, dan lingkungan
6. Perkembangan sosial emosional
- Bagaimana bergaul dengan orang lain, bagaimana bersikap terhadap orang yang lebih tua, anak-anak, dan anak yang lebih kecil
- Bagaimana membangun dan menjaga persahabatan
- Bagaimana harus mengekspresikan emosi
- Bagaimana harus mengendalikan emosi
- Bekerjasama dalam kelompok, membangun peraturan bermain bersama, saling memberi dan menerima, menunggu giliran, dan menghormati anggota kelompok lainnya
- Bagaimana memulai kegiatan dan mengakhirinya
- Tahu artinya tanggung jawab atas apa yang diperbuatnya
7. Seni
- menggambar, bernyanyi, dansa, bermain sandiwara, pekerjaan tangan, dlst
8. Disiplin
Buatkan kegiatan terstruktur seperti jam mandi, makan, bermain, cuci tangan sebelum makan, dan gosok gigi.
9. Etika dalam pergaulan
Memberi salam, berterima kasih, minta maaf, dan seterusnya.
Hal-hal di atas adalah school readiness untuk anak-anak pada umumnya, secara garis besar untuk kelompok anak normal, tapi untuk anak yang mempunyai perkembangan kurang, baik yang perkembangannya lompat ke depan (Gifted) maupun tertinggal (Under achiever dll) akan dibahas secara khusus.
Hal hal di atas dibutuhkan agar ia mampu mencapai prestasi secara optimal di sekolah. Gangguan perkembangan kematangan sosial emosional saja dapat menyebebabkan ia di buly buly atau diejek-ejek oleh temannya bisa menyebabkan rasa aman dan ketenangannya bersekolah terganggu, akibatnya ia enggan mengasah otaknya di sekolah…


Tidak ada komentar:

Posting Komentar